Pengembangan Mental Wirausahawan Berbasis Sejarah Nabi oleh Nurochman, M.Pd,I
Umurmu adalah modalmu, jadi kita semua diberikan oleh Allah SWT berupa umur, suatu saat kita akan ditanya oleh sang pemilik modal yaitu Allah SWT tentang modal yang berupa umur yang telah Allah SWT berikan kepada kita dipakai untuk apa? apakah untung (digunakan untuk hal-hal baik) atau rugi (digunakan untuk hal-hal yang buruk)? dalam Islam sendiri tidak asing dengan istilah ekonomi dan umur sendiri dalam pandangan ulama seperti modal termasuk bahwa Islam juga ikut terlibat dalam membangun mental seseorang entrepreneur, jadi ada entrepreneur ada enterpreneurship atau wirausahwan akan tetapi saya lebih suka istilah entrepreneur yaitu orang yang memiliki jiwa berwirausaha, jiwanya (karakternya) maka orang yang tidak punya bisnis sekalipun tidak terlibat langsung dengan aktifitas ekonomi dan bisnis tepai punya jiwa entrepreneur namanya entrepreneurship.
Nabi kita Nabi Muhammad SAW adalah seorang wirausahawan, beliau punya tradisi atau kebiasaan ke pasar dan berwirausaha bahkan dikarenakan saking seringnya ke pasar beliau mendapat gelar muhtasib (pengawas pasar) yang mana beliau bertugas mengawasi bagiamana pasar tetap berjalan sesuai dengan hukum-hukum Islam dikarenakan banyaknya kekurangan di dalam transaksi pasar seperti misalkan riba, maka dari itu Nabi Muhammad SAW selau keliling pasar melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa yang dilakukan orang-orang pasar sudah betul, makanya ketika Nabi Muhammad SAW duduk di pintu pasar kemudian ketika ada orang yang hendak masuk ke pasar untuk berjualan beliau mengatakan yang bisa berjualan disini adalah orang-orang yang mengerti fiqih muamalah, orang yang tahu mana halal mana haram. Artinya sebagai seorang Rasulullah dalam membangun instrument ekonomi dan bisnis tidak hanya sebagai seorang agamawan akan tetapi juga seorang wirausahawan.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kebiasaan untuk berdagang bisa dilihat di usianya yang masih muda yaitu 8 tahun beliau sudah menjadi seorang wirausahawan di bidang sektor jasa dengan mengembalakan kambing, disini Rasulullah memberikan contoh mental yang luar biasa meskipun seorang yatim dan diusia yang masih termasuk muda pada usia 24 tahun beliau sudah menjalin kerjasama dengan saudagar kaya raya yaitu Khadijah yang mana beliau menjualkan barang dagangannya milik Khadijah.
Wallahu a’lam bishawab